Minggu, 17 Oktober 2010 | By: ABBEBE Glory Class of 2008

PENGENDALIAN ERGONOMIK MEJA DAN KURSI DALAM MENCIPTAKAN KENYAMANAN KERJA

ABSTRAK

Odgers dalam Sukoco (2006) mendefinisikan ergonomi sebagai ilmu terapan yang digunakan untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan tingkat kenyamanan, efisiensi, dan keamanan dalam mendesain tempat kerja demi memuaskan kebutuhan fisik dan psikologis pegawai di kantor. Salah satu bagian dari persoalan ergonomi di kantor yakni ergonomi meja dan kursi. Gie (2000) menjelaskan bahwa diantara syarat meja kerja yang baik yakni: dari permukaan meja sampai lantai tidak tertutup seluruhnya sehingga aliran udara dapat mengalir dengan lancar.

Berkaitan dengan kursi kerja, Quible (2001) menjelaskan ada beberapa standar untuk penggunaan kursi kantor yang ergonomis yaitu sebagai berikut: pengguna harus dapat duduk dengan posisi lutut ditekuk dan kaki datar di lantai, punggung pengguna harus dalam posisi tegak dan lengan pengguna kursi harus dapat bergerak bebas.

Untuk menciptakan kenyamanan di dalam bekerja, perusahaan harus mempertimbangkan pengendalian meja dan kursi kerja yang ergonomis sesuai dengan kebutuhan pekerjaan.

ABSTRACT
Odgers in Sukoco (2006) defines ergonomics as an applied science used to study matters related to the level of comfort, efficiency and safety in the design of the workplace in order to satisfy the physical and psychological needs of employees in the office. One part of the issue of ergonomics in the office of the ergonomic desks and chairs. Gie (2000) explains that among the good conditions of work table that is: from the surface of the table until the floor is not fully covered so that air flow can flow smoothly.

In connection with the work chair, Quible (2001) explains there are several standards for the use of an ergonomic office chair that is as follows: the user should be able to sit with the knees bent and feet flat on the floor, your back should the user in an upright position and arm chair users should be able to move free.

To create comfort in the work, companies must consider the control desk and an ergonomic work chair in accordance with the needs of the job.

BABI
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Manajemen perkantoran merupakan rangkaian aktivitas merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengawasi, dan mengendalikan hingga menyelenggarakan secara tertib pekerjaan administrasi perkantoran untuk menunjang pencapaian tujuan organisasi (Quible,2001).

Untuk menyelenggarakan seluruh aktivitas di dalam manajemen perkantoran tentunya harus didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. Sarana dan prasarana yang memadai akan menciptakan kenyamanan kerja bagi para karyawan. Untuk menciptakan kenyamanan tersebut, perusahaan harus mempertimbangkan persoalan ergonomis di dalam ruang kerja. Pekerjaan yang dilakukan di ruang kerja tidak terlepas dari meja dan kursi.

Jenis meja dan kantor saat ini berkembang sangat pesat mengikuti perkembangan dunia perkantoran yang semakin modern. Pertimbangan perusahaan dalam pengadaan meja dan kursi diharapkan dapat menciptakan kondisi dan situasi kerja yang nyaman. Oleh karena itu meja dan kursi yang digunakan untuk membantu proses kerja sebaiknya dirancang sesuai dengan konsep ergonomis agar tercipta kenyamanan dalam bekerja.

1.2  Identifikasi Masalah
1.    Bagaimanakah meja kerja yang ergonomis?
2.    Bagaimanakah kursi kerja yang ergonomis?
3.    Bagaimanakah pengendalian meja dan kursi kerja untuk menciptakan kenyamanan dalam bekerja?

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


Santoso (2004) mengatakan bahwa tujuan utama pengaturan tata letak dan fasilitas kerja adalah untuk mendapatkan gerakan-gerakan kerja yang efisien seperti halnya dengan pengaturan gerakan material handling.

2.1  Definisi Ergonomi
Istilah ergonomi menurut International Ergonomic Association (Santoso, 2004:6) didefinisikan sebagai:
"The study of the anatomical, physiological aspects of human in working environment. It is concerned with optimizing the efficiency, health, safety, and comfort of the people at work, at home and at play. This generally require the study of system in which human, machines and the environment interact, with the aim of fitting the task to the humans.”

Maksudnya adalah ergonomi merupakan ilmu yang berkaitan dengan aspek-anatomi dan psikologi manusia di lingkungan pekerjaan yang menitikberatkan pada pencapaian efisiensi, kesehatan, keselamatan, dan kenyamanan karyawan saat bekerja, di rumah dan saat santai. Pada umumnya hal ini membutuhkan pembelajaran interaksi antara manusia, mesin, dan lingkungan, dengan tujuan untuk menyesuaikan antara karyawan dengan tugasnya.

Sedangkan Odgers dalam Sukoco (2006) mendefinisikannya sebagai ilmu terapan yang digunakan untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan tingkat kenyamanan, efisiensi, dan keamanan dalam mendesain tempat kerja demi memuaskan kebutuhan fisik dan psikologis pegawai di kantor.

Dari kedua definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa ergonomi adalah ilmu yang mempelajari usaha untuk menciptakan kesesuaian antara manusi, mesin, dan lingkungan kerja sehingga pada akhirnya tercipta kenyamanan dalam bekerja.

Dengan mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu-psikologi, fisiologi, sosiologi, maupun teori komunikasi-ergonomik menyediakan panduan yang berguna untuk mendesain ruang kantor yang efektif (Quible dalam Sukoco, 2006).

2.2  Meja Kerja
Mills menjelaskan bahwa meja kerja harus disesuaikan dengan kebutuhan pekerjaan. Untuk sebagian besar tujuan, setiap juru tulis harus memiliki meja kerja sendiri dengan bagian atas berukuran 1,2 – 1,5 cm (4 – 5 kaki) kali 0,75 meter (2 kali 6 inci). Tinggi bagian atas meja adalah 0,724 meter (2 kaki 4,5 inci) dari lantai untuk memberikan posisi kerja yang nyaman. Pegawai yang menggunakan mesin mungkin memerlukan permukaan yang beberapa inci lebih rendah agar papan tombol berada pada tingkat yang pas.

Permukaan kerja ini harus diberi tambahan ruangan penyimpanan sesuai kebutuhan, biasanya dalam bentuk tumpuan yang dilengkapi dengan laci atau rak. Untuk banyak pekerjaan, meja kerja serba guna dengan satu atau dua tumpuan cocok sekali. Jenis lain diuraikan dibawah ini:

         2.2.1 Stasiun Kerja
Juru tulis kadang bekerja lebih efisien apabila dilengkapi dengan meja kerja atau stasiun kerja berbentuk L. Kedua permukaan kerja dapat digunakan dengan berbagai cara: seorang juru ketik dapat menulis pada satu permukaan dan kemudian berputar ke permukaan lain sewaktu mengetik; seorang juru tulis dapat menulis pada satu permukaan dan membuat catatan acuan, atau mesin hitung, yang tersedia segera pada permukaan yang lain. Kursi putar harus disediakan.

Stasiun kerja dapat juga dirakit dari unit-unit standar untuk memenuhi secara persis kebutuhan juru tulis. Unit mungkin mencakupi chassis, permukaan, tumpuan laci dan rak, meja samping dan kelengkapan lain.

Meja kerja ini cocok untuk digunakan pada kantor landskap karena sekat visual atau akustik, alih-alih berdiri terpisah, dapat dijadikan bagian dari posisi kerja.

         2.2.2  Meja Juru Ketik
Bila kecepatan operasi yang maksimum dan keletihan yang minimum ingin dicapai, papan tombol mesin ketik harus memiliki ketinggian sekitar ketinggian meja yang normal.


Penyusunan Meja dengan Poros (‘Z’)
Meja berporos, yang mungkin memiliki akomodasi penyimpanan yang dibangun di dalamnya, memiliki meja dengan tumpuan yang tunggal pada masing-masing sisi. Jumlah formasi ‘Z’ ini dapat dipadukan untuk membentuk suatu kelompok kerja dan terutama sesuai apabila pekerjaan diteruskan secara teratur dari meja ke meja.

Meja dengan Kegunaan Khusus
Bila juru tulis melakukan pekerjaan yang sangat berulang dan menangani formulir dalam jumlah besar, kadang ia perlu mendapat sebuah meja khusus yang dirancang sesuai dengan kebutuhan khusus pekerjaannya. Namun, acap kali lebih murah dan sama efektifnya apabila kita memodifikasi sebuah meja serba guna dengan menambahkan kelengkapan khusus, seperti rak kertas atau alat sortir, atau menyusun stasiun kerja dari unit standar.

Gie (2000) menjelaskan bahwa meja tulis yang baik hendaknya memenuhi syarat-syarat berikut:
1.    Dari permukaan meja sampai lantai tidak seluruhnya tertutup. Bawahnya mempunyai kaki-kaki yang terbuka. Dengan demikian peredaran udara dapat berlangsung secara lancar dan bagian kaki pegawai yang memakainya tidak terasa panas. Juga meja kerja yang terbuka bagian bawahnya memudahkan pembersihan lantai.
2.    Permukaan meja tidak berkilat-kilat sehingga dapat menyilaukan mata dari pegawai yang memakainya. Permukaan itu hendaknya juga tidak berwarna hitam atau terlampau gelap melainkan sebaiknya diberi warna muda dan terang. Pertentangan yang tajam antara warna meja yang gelap dan warna kertas yang umumnya putih mudah melelahkan mata dari pegawai
3.    Luas meja tidak perlu terlampau berlebihan. Permukaan yang terlampau luas dalam prakteknya juga tidak dipergunakan untuk bekerja. Bahkan biasanya lalu menjadi tempat untuk menumpuk berkas-berkas atau benda-benda lainnya yang mestinya disimpan dalam lemari atau pada rak tersendiri.
Untuk mengukur meja kantor telah lazim dipergunakan 3 satuan hitung, yaitu lebar (widht), dalam(depth) dan tinggi (height).
·      Lebar : ialah jarak yang panjang dari suatu tepi permukaan meja ke tepi sebrangnya. Apabila di lihat dari temapt duduk pegawai yang memakai meja itu, jarak ini adalah lebar meja dari arah tangan kiri ke tangan kanannya.
·      Dalam : ialah jarak yang pendek dari tepi bagian depan permukaan meja sampai tepi bagian belakangnya. Bagian termasuk lingkungan temapt duduk pegawai yang memakai meja itu.
·      Tinggi : ialah jarak dari permukaan meja yang dipakai untuk bekerja sampai ke lantai

Kecuali adanya syarat-syarat tertentu yang diperlukan bagi pelaksanaan sesuatu pekerjaan khusus, maka meja tulis untuk setiap karyawawn biasa cukuplah berukuran 120 X 70cm. Dalam pemakainnya di kantor biasanya di sebelah kanan dan kiri meja kerja pegawai masing-masing selebar minimum 40cm. Bilamana salah satu sisinya merupakan lorong utama atau kamar kerja itu cukup las, setiap meja, baik hangy padasatu sisinya ataupun kedua-duanya sebelah kanan dan kiri. Sedang ruang untuk kursi tempat duduk pegawai 80cm.

Untuk pejabat pmipinan ukuran meja kerjanya dapat lebih luas daripada seorang pegawai biasa, yaitu 130 X 80 cm atau paling besar 150 X 90 cm. Luas lantai selurunya yang dapat disediakan bagi seorang kepala dengan sendirinya disesuaikan menurut ukuran mejanya itu atau luas kantornya.

Mengenai tingginya meja, pada umumnya dapat diterima ukuran 72cm. Tapi untuk meja yang khusus dipergunakan untuk mengetik, tingginya harus kurang 10cm dari tinggi yang umum itu. Dengan demikian tangan pegawai tik itu dapat bergerak dengan leluasa dan dalam posisi yang lurus ke muka sewaktu mengetik. Pedoman ini juga bagi meja-meja yang dipakai unutk bekerja dengan alat-alat lainnya yang mempunyai permukaan lebih tinggi seperti misalnya mesin hitung.


2.3  Kursi Kerja
Pekerja cenderung menghabiskan sebagian besar hari mereka dengan duduk di kursi kantor, maka dibutuhkan kursi yang nyaman untuk digunakan dalam waktu yang cukup lama.

Kursi yang dirancang khusus dapat memainkan peranan besar dalam mengurangi keletihan dan hilangnya keluaran yang diakibatkan oleh keletihan tersebut, terutama bila digunakan oleh operator mesin dan juru ketik. Kebnyakan kursi kantor dapat disetel ketinggiannya maupun posisi sandaran punggungnya, sehingga dapat dengan mudah disesuaikan dengan kebutuhan individual. Bila kursi yang dapat disetel digunakan, manajer kantor harus mengambil langkah-langkah untuk memastikan bahwa penyetelan dilakuakan dengan benar untuk setiap juru tulis. Segera sesudah kursi disetel dengan benar, kursi tersebut harus diberi label nama juru tulis bersangkutan. Tindakan ini penting karena, apabila kursi dipindahkan dari satu juru tulis ke juru tulis lain tanpa disetel ulang, mkaka hal itu lebih menimbulkan kerugian daripada kebaikan.

Kaki kursi harus sedemikian rupa agar tidak merusak pelapis lantai plastik atau karpet. Bagian dasar kursi putar harus memiliki lima cabang ketimbang empat untuk menjamin stabilitas.

Pemilihan kursi kantor harus mempertimbangkan tipe tubuh penggunanya. Pada umumnya ukuran kursi kantor akan cocok dengan ukuran rata-rata orang, tetapi tipe tubuh yang lebih besar dan tipe tubuh yang lebih kecil mungkin membutuhkan peralatan khusus atau penyesuaian fitur. Pertimbangan untuk ukuran orang yang lebih besar adalah hal-hal seperti tinggi kursi dan kedalaman penyesuaian serta kursi kapasitas berat.

Orang yang bertubuh lebih besar juga harus mempertimbangkan penyesuaian tinggi dan lebar lengan, hal itu memastikan memberi mereka cukup ruang untuk bergerak dengan nyaman. Orang ukuran yang lebih kecil juga perlu mempertimbangkan hal-hal seperti tinggi kursi dan penyesuaian lengan serta sandaran kaki atau pilihan pijakan kaki untuk menjaga keseimbangan tubuh mereka.

Untuk menjadi benar-benar ergonomis kursi harus memberikan keleluasaan bagi pengguna dalam melakukan gerakan konstan. Sebuah kursi ergonomis akan menawarkan hal-hal seperti penyesuaian mekanisme dan fitur yang dirancang khusus bergerak dengan tubuh, menjaga tingkat mata konstan apakah benar-benar bersandar atau posisi yang lebih tegak. Gerakan kursi membuat tubuh di posisi yang benar apakah berbaring atau duduk tegak. Hal ini penting untuk menjaga kesehatan dan aliran darah dan dapat bernilai ekonomis.

Quible (2001) menjelaskan ada beberapa standar untuk penggunaan kursi kantor yang ergonomis yaitu sebagai berikut:
1. pengguna harus dapat duduk dengan posisi lutut ditekuk dan kaki datar di lantai
2. Punggung pengguna harus dalam posisi tegak
3. Lengan pengguna kursi harus dapat bergerak bebas

Menurut Nurmianto (2004) beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih kursi kantor, diantaranya:
1.    Stabilitas Produk
Sebaiknya gunakan kursi yang memiliki empat atau lima kaki untuk menghindari ketidakstabilan produk. Pemilihan kursi dengan kaki beroda sebaiknya ditempatkan pada permukaan berkarpet sehingga tidak terlalu bebas bergelinding dibandingkan di lantai.
2.    Kekuatan Produk
Kursi kerja sebaiknya dirancang sedemikian rupa sehingga kompak dan kuat untuk menahan beban penggunanya
3.    Adjustable (mudah dinaik-turunkan)
ketinggian kursi kerja sebaiknya mudah diatur tanpa perlu turun dari kursi untuk mengaturnya
4.    Sandaran Punggung
Sebaiknya dirancang agar dapat digerakkan naik-turun maupun maju-mundur dan dapat diatur fleksibilitasnya sehingga sesuai dengan bentuk punggung.
5.    Fungsional
Bentuk kursi tidak boleh menghambat berbagai posisi kerja.
6.    Bahan Material
Tempat duduk dan sandaran punggung harus dilapisi dengan material yang cukup lunak.
7.    Kedalaman Kursi
Kedalaman kursi (depan-belakang) haruslah sesuai dengan dimensi panjang antar lipat lutut (popliteal) dan pantat (buttock)
8.    Lebar Kursi
Lebar kursi minimal sama dengan lebar pinggul
9.    Lebar Sandaran Punggung
Lebar sandaran punggung sebaiknya sama dengan lebar punggung karena jika terlalu lebar dapat mempengaruhi kebebasan gerak siku.
10.                        Bangku Tinggi
Kursi untuk jenis bangku tinggi seharusnya diberi sandaran kaki yang dapat digerakkan naik-turun.

2.4  Kenyamanan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,. Kenyamanan berasal dari kata nyaman yang berarti segar, sehat, sedap, sejuk, enak. Sedangkan kenyamanan adalah keadaan nyaman, kesegaran, dan kesejukan.

Kenyamanan dalam bekerja sangat di dukung oleh kursi dan meja kantor yang ergonomis. Kursi dan meja tersebut akan mengurangi kelelahan dalam bekerja. Model kursi dan meja tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Sumber: http://www.unipasby.ac.id/content/kursi-meja-kerja-ergonomis-untuk-posisi-kerja
Gambar 1.1

Bagian Meja:
Alas meja dapat disetel/disesuaikan dengan tinggi siku tenaga kerja sehingga terbentuk performen tenaga kerja tinggi siku sebesar 10 cm-15 cm di atas meja, ini agar terjadi performen kerja yang nyaman (comnfortable). Penyetelan tinggi alas meja cukup dengan menggendorkan baut-baut penyetel yang dipasang pada kaki meja. Selain itu, pada kaki meja diberikan sandaran kaki tenaga kerja dengan model bertingkat, hal ini digunakan untuk relaksasi kaki tenaga kerja agar tidak lelah.

Bagian Kursi:
Tinggi kursi yang dapat disetel naik atau turun dengan cara memutar tiang sandaran kursi. Penyetelan ini digunakan untuk menyesuaikan duduk setiap tenaga kerja sehingga terbentuk awal performen lutut kaki tenaga kerja pada sudut siku 90 derajat. Pada sandaran kursi juga dapat disetel naik turun, hal ini digunakan untuk penyesuaian pinggang tenaga kerja agar tetap dalam tertahan oleh sandaran kursi. Dengan pinggang (lumbar) yang dapat bersandar untuk relaksasi, agar ketegangan otot pada otot tulang belakang (vertebralis) tidak tegang, sehingga otot rangka tidak mengalami kelelahan yang berlebihan.

Berdasarkan model tersebut, dapat diketahui banyak manfaat yang diperoleh dari meja dan kursi yang ergonomis. Salah satu manfaatnya yakni otot-otot tubuh tidak akan mudah tegang dan mengalami kelelahan yang berlebihan. Dengan demikian, karyawan akan dapat bekerja dengan nyaman.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Untuk menciptakan kenyamanan di dalam bekerja, perusahaan harus mempertimbangkan pengendalian meja dan kursi kerja yang ergonomis sesuai dengan kebutuhan pekerjaan. Gie (2000) menjelaskan bahwa diantara syarat-syarat meja kerja yang baik yakni: dari permukaan meja sampai lantai tidak tertutup seluruhnya sehingga aliran udara dapat mengalir dengan lancar, permukaan meja tidak mengkilat-kilat sehingga dapat mengganggu penglihatan penggunanya, dan luasnya tidak terlampau berlebihan.

Nurmianto (2004) menyebutkan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih kursi kantor, diantaranya: sebaiknya gunakan kursi yang memiliki empat atau lima kaki untuk menghindari ketidakstabilan produk, dirancang sedemikian rupa sehingga kompak dan kuat untuk menahan beban penggunanya, mudah mengatur ketinggian kursi, dan mempertimbangkan bahan yang digunakan. Penggunaan meja dan kursi yang ergonomis akan membuat karyawan merasakan kenyamanan pada saat bekerja.

3.2 Saran
Saran yang penyusun ajukan terkait dengan pengendalian ergonomik meja dan kursi kantor untuk menciptakan kenyamanan bekerja yaitu sebaiknya perusahaan melakukan pemeriksaan apakah ukuran serta jenis meja dan kursi yang digunakan sudah sesuai dengan bentuk pekerjaan yang dikerjakan dan memberikan kenyamanan bagi para karyawan dalam bekerja.



Oleh:

Amida Lestari Ulie
Imas Yuliah
Siti Robiatul Adhawiyah
Twi Nur Mutmainah
Rina Aryanti

4 komentar:

cakrawala bali mengatakan...

Bagus Gan , sangat bermanfaat

cakrawalabalifurniture.blogspot.com

Unknown mengatakan...

makasih info untuk memilih meja dan kursi kerja nyaman... nice article!

Indra mengatakan...

Bagus banget gan , bisa nambah ilmu buat tugas. Izin kutip gan

kerajinan furniture jepara mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

Posting Komentar